Halaman

Rabu, 11 September 2019

Pendidikan SDN 057 kurang perhatian dari Pemerintah

Pekanbaru,Garuda-Tentu saja kita selalu sepakat kalau pendidikan di Indonesia masih punya banyak 'PR' (Pekerjaan Rumah) untuk dibenahi bersama Khususnya dari SDN 010 Sampai di rubah menjadi SDN 057. Permasalahan kurikulum nasional, sarana prasarana, kualitas guru (meliputi tanggung jawab dan kompetensi dalam mengajar), moral anak-anak sekolah (yang katanya) semakin merosot, orang tua yang terlalu menyerahkan pendidikan anak kepada sekolah, atau kebijakan lainnya seperti zonasi yang belakangan ini ramai dibicarakan di banyak ruang diskusi. Tentu saja masalah, dalam hal ini masalah di dunia pendidikan, merupakan suatu hal yang niscaya. Jadi, mari sebentar beristirahat membicarakan itu. Oke? Oke! Sekarang lebih baik kita bicarakan yang baik-baik, yaitu sedikit kisah tentang anak-anak sekolah di Kelurahan Jadirejo RW 02 Yaitu SDN 057 Kota Pekanbaru. Kisah pertama berkaitan dengan perjuangan anak untuk mencapai Pendidikan sekolahnya. Sekarang mari kita bernostalgia sedikit. Kira-kira waktu masih sekolah dulu, gimana sih perjuangan kita untuk bisa mencapai pendidikan? Pasti kebanyakan diantara orang tua kenyamanan anak2 untuk belajar serta fasilitas sekolah yang sangat memadai sehingga mendapatkan kelayakan pendidikan bagaimana setranya dengan sekolah SDN lainnya.

Mungkin juga ada yang menjawab tantangan yang akan dihadapi meliputi cipratan kubangan air di jalan, terjatuh dari sepeda, tiba-tiba hujan, dan mungkin kecelakaan ringan atau berat (semoga yang ini tidak banyak terjadi). Dari semua cara yang dipakai untuk bisa Menikmati pendidkan di sekolah, yang jelas kebanyakan dari kita sudah (cukup) bisa dikatakan relatif lebih mudah.
Akan tetapi rasa-rasanya tidak demikian untuk anak-anak di SDN 057, setidaknya menurutku, Mereka, anak-anak sekolah di SD Negeri 057 harus melakukan Pendidikan seadanya,jika hari hujan lebat sekolah banjir dan anak2 terpaksa diliburkan dan untuk sitim ngajar mengajar disan guru2nya pu terbatas. Pakaian, tas, dan buku yang basah tentu jadi hal yang tak bisa dihindarijika hujan lebat.dan kami pun mencoba untuk menanyakan kepada kepala sekolah tersebut."Begitulah kira2 pak kami di sekolah ini, sekolah untuk selokan masih belum memadai dan fasilitas ngajar-mengajar kita seadanya saja,adapun bantuan dari Pemerintah hanya 8jt/3bln itupun dihitung dengan jumlah muridnya 65rb/org yang mana murinya saat ini berjumlah 60 keseluruhannya dari kelas 1 s/d 6 belum lagi untuk menggaji Guru2 Honor di sekolah ini ada sekitar 4 Orang, Ujar Hj. Hayati,S.Pd (Kepsek SDN 057).
 "Padahal 2 Bulan Terakhir ini sudah ada kunjungan dari Perwakilan Dinas Pendidikan serta Walikota, tapi sampai saat ini blm ada juga tindak lanjut dari meraka, ya kami pun sangat berharap semoga dengan adanya peninjauan dari mereka untuk pendidikan serta fasilitas dapat di akomodir sesegera mungkin karena menyangkut pendidikan siswa disini dan fasilitas sekolah sangat mendukung untuk pendidikan mereka. Ujanya Kepala sekolah lagi. bayangkan saja pak, untuk perbaikan WC sekolah ini pakai dana pribadi saya loch,Ujanya lagi. Harap saya adanya penambahan guru dan penggajian dari guru honor serta fasilitas yang sangan memadai untuk sekolah pendidikan terutama SDN 057 ini.
Tenang saja dan yakinlah bahwa kita tidak akan pernah kehabisan cerita baik tentang lika-liku pendidikan di Indonesia. Dan sebetulnya cerita baik tersebut bisa jadi penguat agar kita bisa sama-sama mengerjakan PR di bidang pendidikan. Jadi kalau dirasa sudah terlalu kusut dengan banyaknya masalah yang hilir mudik di ruang publik, seketika kita pun perlu mengambil jarak dengan masalah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar